Wednesday, July 21, 2010

Yusuf Anak Daud, Ayah Yesus



Di hari Natal namanya sering disebutkan sebatas sebagai ayah dari Yesus Kristus, tetapi jarang sekali diungkapkan keteladanan hidupnya. Dalam drama Natal yang diadakan, kerap kali Yusuf hanya menjadi pelengkap untuk menemani Maria, padahal sikap yang diperbuatnya saat menyambut kelahiran Yesus memiliki peran yang tidak boleh diabaikan. Kali ini, Saya ingin mengajak Anda untuk sedikit melihat kehidupan Yusuf yang pantas untuk diteladani. Sempatkan untuk membuka pasal-pasal awal di kitab Matius, dan kita akan berkenalan dengan abang satu ini (hehehehe abang?batak kali.... hehehehehe)

Yusuf menurut bahasa Ibrani “Yoseph” dan “El” yang berarti “semoga Allah menambahkan (anak-anak lain kepada anak yang mau lahir)”. Dalam silsilah Yesus Kristus diawal kitab Matius, Yusuf masuk dalam garis keturunan langsung dari Daud dan Abraham, namun yang menyedihkan pamornya ketutup sama pamor dari tunangannya (yang kemudian jadi istrinya, dan melahirkan Yesus). Uniknya dalam Alkitab, yang bernama Yusuf kehidupannya selalu dicatat secara positif dan tidak bercela, bukan berarti mereka sama sekali tidak berdosa tentunya. Lihatlah Yusuf anak Yakub, memiliki keteladan hidup yang perlu untuk kita ikuti. Yusuf dari Arimatea tentu tidak akan terlupakan bila kita mengingat “Via dolorosa”, bukan? Demikian juga Yusuf suaminya Maria, teladan hidupnya perlu untuk kita cermati. Mari kita belajar dari teladan Yusuf ayah dari Yesus Kristus.

Alkitab mencatat bahwa Yusuf dikenal sebagai pribadi yang tulus hati. Kata yang sejajar dengan kata tulus hati adalah saleh. Saleh adalah sikap hidup yang terpuji karena dilakukan dengan ketulusan bukan kepura-puraan. Orang yang saleh tidak akan melakukan sesuatu dengan motivasi yang salah melainkan dengan kejujuran. Alkitab tidak mencatat Yusuf sebagai pribadi yang ahli atau menguasai Kitab suci tetapi hidupnya dikenal berpadanan dengan Kitab suci.

Orang yang saleh bukan berpura-pura rohani atau melakukan kegiatan kerohanian secara agamawi. Orang saleh bukan pula menjadi pribadi yang memisahkan diri dari lingkungan di mana ia berada (separatis) tetapi ia berbaur untuk memberi kontribusi positif atas lingkungan di mana ia berada. Bila ia duduk dalam kumpulan orang berdosa ia tidak menjadi berdosa karena ia tidak sudi kompromi dengan dosa. Seandainya ia berada dalam kumpulan pencemooh maka ia tidak menjadi pribadi yang suka mencemooh atau bila ia ada berada di antara orang fasik ia bukan menjadi fasik (band. Mazmur 1). Begitulah keberadaan orang saleh.

Salah satu teladan Yusuf yang juga perlu untuk kita ikuti adalah kesabarannya. Secara manusiawi dan terlebih pengaruh budaya Yahudi pada saat itu, sangat beralasan bila Yusuf berencana untuk menceraikan Maria yang sedang hamil. Tetapi kesabaran yang ada pada dirinya membuat Yusuf untuk mengambil sikap yang semestinya. Saya meyakini Yusuf sangat tergoncang ketika mengetahui bahwa calon isterinya mengandung, tetapi kesabaran yang ada dalam dirinya mendorong Yusuf untuk mempertimbangkan kembali sikapnya hingga akhirnya memutuskan untuk tidak menceraikan Maria (Mat 1:24).Orang sabar bisa saja terpengaruh secara emosi atas sesuatu yang terjadi atasnya tetapi pikirannya tidak buta dan bersikap picik. Beda halnya dengan orang yang tidak sabar yang terkadang tidak pakai pertimbangan terlebih dahulu untuk memutuskan sesuatu yang terjadi. Bisakah Anda membayangkan bagaimana seandainya Yusuf bukan orang yang sabar? Saya tidak bisa membayangkan seandainya Yusuf tidak mau mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh malaikat Tuhan kepadanya, mungkin runyam jadinya.

Perbedaan mendasar antara orang sabar dengan orang yang tidak sabar terletak pada sikap diri dalam mempertimbangan sesuatu yang sedang terjadi padanya. Orang sabar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, beda halnya dengan orang yang tidak sabar yang terkadang tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam mengambil suatu keputusan. Orang sabar adalah orang yang dikendalikan oleh pikirannya, berbeda halnya dengan orang yang tidak sabar yang kerap dilandasi oleh emosi atau perasaannya.

Luar biasa bukan kehidupan Yusuf? Gak nyangka kan kalo dia bukan sekedar figuran di drama natalan, tapi dia juga pemain utama di adegan kisah kelahiran Yesus... hebat kan....


So blessed are Joseph son of David...
Berbahagialah kita para pria.....

No comments: