Hidup kekristenan kita memang penuh dengan paradoks, dan hidup kekristenan memang unik, hidup beda dengan standar dunia emang susye... namun itulah pentingnya ROH KUDUS di hidup kita. Yang menopang kita, menolong kita berdoa, menuntun kita dalam kehidupan yang seturut dengan kehendakNya dan banyak hal yang telah IA kerjakan di hidup kita.
Ok now back to topic…
Percaya atau tidak Penyembahan adalah kegiatan yang akan kita lakukan di dunia, dan terus akan kita lakukan di Sorga. Gak percaya? Coba cek di kitab Wahyu. Apa yang dilakukan tua-tua dalam kekekalan sana? So kemahiran dan pengertian kita dalam menyembah Tuhan akan sangat diperlukan.... J bahkan setelah kita mati.
Penyembahan secara sederhana didefinisikan sebagai apa yang kita lakukan untuk sesuatu atau seseorang yang kita anggap berharga di hidup seseorang. Pengertian ini dasarkan kepada hakekat dasar manusia, bukan dalam konteks kekristenan. Karena penyembahan sebenarnya adalah kebutuhan dasar manusia, sama seperti kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Keinginan untuk menyembah telah terbentuk sekian lama dalam diri manusia, inilah yang kemudian menjadikan mengapa kemudian orang-orang purba menyembah kepada pohon, angin atau batu. Pada dasarnya mereka haus akan penghormatan kepada sesuatu yang memiliki kuasa lebih hebat dari mereka. Yang lama-lama menjadi sebuah tradisi dan timbullah aliran kepercayaan.
Firman Tuhan menjelaskan keadaan ini dengan satu kalimat:
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)
Segala sesuatu telah diciptakan untuk kembali kepada Tuhan. Keinginan untuk selalu menyembah kepada yang lebih berkuasa telah tertanam di dalam diri setiap manusia, sama seperi kamera digital yang telah ditanam di beberapa jenis handphone (lazim dikenal dengan Built In Camera). That’s why orang-orang selalu menyembah. Cuma sayang tidak banyak yang mengetahui kebenaran ini. Jadi kemudian tiap-tiap orang membuat Tuhan bagi hidup mereka sendiri, dan memberikan penghormatan yang tertinggi padanya.
Bagi orang-orang Rastafarian, Bob Marley-lah tuhannya. Mereka menyembah dia sedemikian rupa dan semua kata-katanya bagaikan sebuah firman. Atau tentang ABG yang begitu menggilai F4, sehingga apa yang mereka lakukan pasti akan diikuti, dan apa yang mereka katakan akan selalu dipatuhi. Ini yang disebut PENYEMBAHAN. Memberikan penghormatan pada yang paling kita hargai di hidup kita (dewasa ini kemudian muncul istilah IDOL, yang berarti layak dipuja!).
....
Sehingga bagi kita penyembahan berarti memberikan penghormatan yang setingi-tingginya kepada Yesus, sang Juru Selamat.
Tapi berbicara mengenai wujud nyata penyembahan kepada Tuhan memang sangat beragam. Mazmur banyak mengajar kita bagaimana menyembah Tuhan (dengan heroik, dalam jemaatNya bahkan dalam keadaan sendu sambil bernangis-nangis ria.. hehehe). Atau juga mengenai posisi fisik saat menyembahNya (berdiri, bersujud, telungkup atau yang lain).
Tepat seperti katamu, bahwa semua respon itu akan sangat bergantung pada kita. Tetapi ingat selalu loo... ingat manusia adalah unik, selalu punya banyak keunikan di saat yang berbeda-beda.
Ingat bahwa anak yang paling pendiam pun tidak selalu pendiam. Ada kalanya dia akan periang. Atau anak yang periang ada kalanya dia menjadi melankolis.
Kebenarannya adalah DIA layak disembah! Itu aja.
Dan jangan lupa ada peran Roh Kudus yang selalu menuntun kita menyembah Tuhan dengan baik.
Kadang Roh Kudus akan ajak kita menyembah dengan lembut, tapi jangan salah… suatu saat DIA akan ajak kita menyembah YESUS dengan lari-larian. Who know? Dan bukankah itu yang membuat hidup kekristenan kita semakin berwarna?
Ada seorang muda di Amerika sana. Suatu saat ketika saat dia sedang menyembah Tuhan, dia merasa ada getaran kuat dari Roh Kudus untuk menyembah Tuhan dengan lebih lagi. Apa yang harus ku lakukan, pikirnya. Angkat tangan gak enak, tepuk tangan pun bukan. Akhirnya karena saking bingungnya, dia keluar dari ruangan dan berlari keliling gedung tersebut (ps: sampe gak sempat pake sepatu...) seketika itu juga ia merasa kebebasan (dan ia terus menyembah Tuhan) gak umum kan?
Bukankah kita tahu bahwa selalu ada respon yang berbeda di tiap situasi. Apakah intonasi kita akan selalu sama di tiap hari? Apakah gerakan tangan kita akan selalu sama di tiap hari?
Aku pikir gak, kita punya banyak variasi gerakan tangan atau bahkan lirikan mata. Bukankah hal ini tidak berbicara mengenai karakter dasar atau sifat dasar kita kan?
Tapi yang jelas jangan mau dikotakkan dengan konsep manusia. Bukankah konsep tentang Sanguins atau Melankolis adalah buatan tangan manusia? Ya walaupun ia memotret dengan cermat setiap kebiasaan-kebiasaan manusia.
Kita terlalu berharga untuk di kotak-kotakkan.
Penyembahan kepada Tuhan terlalu berharga untuk dibatasi dengan konsep kita.
Daud menyembah Tuhan dengan banyak versi.
Waktu lemah dia bernyanyi, ketika di padang ia berdoa dan bernyanyi, ketika dalam masalah ia menangis dan berkata: “Tuhanlah yang menjadi penolongku”.
Menurutku titik pentingnya adalah memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Yesus. Apa yang terbaik? Masing-masing kita akan mengerti apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. Roh Kudus yang akan menuntun kita.
Ada kalanya saat kita gembira, maka respon yang terbaik adalah bersukacita.
Ada kalanya kita sedih dan gundah, maka responnya mungkin akan berbeda, mungkin berbentuk hening dan tetesan air mata.
Tapi apapun bentuknya, bukan masalah...
Bukankah seperti dijelaskan di awal tadi. Penyembahan adalah tentang respon kita kepada Tuhan kita. Apapun bentuknya akan sangat bervariasi.
Ok sekarang tentang WL.
Berbicara tentang Worship Leader (Pemimpin Pujian).
Dia ada supaya jemaat dibantu untuk datang kepada Tuhan. Supaya jemaat dapat menyembah Tuhan secara bersama-sama.
Jadi dia bertugas untuk mengarahkan jemaat berjalan di sisi yang benar dalam penyembahan kepada Tuhan. Supaya tejadi keteraturan dan bukan ada kesimpang siuran.
Dia yang memimpin pujian, penyembahan, doa –sekali lagi untuk membantu jemaat.
Posisinya seperti imam di perjanjian lama. Dia yang menjadi pengantara.
Walau sebenarnya, semua jemaat bisa datang langsung kepada Tuhan, but sometime kita butuh pimpinan. Bukan untuk membatasi kita.
Tapi untuk mengarahkan....
Ok... mungkin tulisan sedikit ini akan sedikit memberi gambaran.
So bagian mana yang masih bingung????
Atau mungkin ada yang ingin memberikan komentarnya???
(dalam rangka menjawab pertanyaan Bli Made tentang penyembahan, belum sempat dipublikasikan, baru sebatas di Milis aja... ekslusif di Blog aj deh, hehehehe..)
No comments:
Post a Comment