Thursday, February 08, 2007

Hukum Latihan

Siapa yang jarang olahraga? Ayo ngakuuu….. hehehehe…
Kadang kebutuhan olahraga bukan jadi kebutuhan primer
bagi hidup kita.
Beberapa orang malahan ada yang percaya untuk tubuh
hanya ada 2 pengeluaran, pengeluaran leher ke atas dan
leher ke bawah. Leher ke bawah banyak berbicara
mengenai kebutuhan tentang makanan, baju, fashion dan
tren. Sedangkan investasi leher ke atas berbicara
mengenai intelektualitas. Sedangkan olahraga?
Investasi yang mana??? Bingung kan???

But hey, bukankah olahraga itu penting? Some people
say, Health is asset kan? Kesehatan adalah harta yang
paling berharga… tapi ini bukan tulisan tentang
kesehatan kok, ini tentang LATIHAN.

Kata kunci dari OLAHRAGA adalah LATIHAN, yups….
Latihan berarti dilakukan dengan teratur/ dilatih
dengan teratur.

Aku termasuk orang yang percaya, bahwa lemak gak
selalu harus dimusuhi… (hehehe…) Waktu pertama kali
dapet kesempatan nyoba alat-alat fitness –dari
treadmill sampe sepeda RPM, wuih kerasa banget
efeknya... lemak-lemak serasa berlarian, ya di pinggul
ya di tangan. But seperti kata personal trainernya,
olahraga baik buat tubuh kita.
Kalo di lakukan teratur, malahan akan membawa dampak
yang lebih baik lagi.

Secara khusus, Rasul Paulus berpesan kepada Timotius
untuk berlatih dalam beribadah.
“Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun
untuk hidup yang akan datang.” (1 Tim 4:7-8)

Ibadah ternyata perlu dilatih. Sama seperti olahraga
perlu dilatih, ternyata kita juga perlu melatih tubuh
kita untuk beribadah.

Sama seperti ketika pertama kali pake alat-alat
fitnes, badan langsung jadi pegel-pegel, kalo kita gak
pernah latih tubuh kita beribadah kepada Tuhan maka
efek pegel-pegel mungkin akan langsung terasa, tapi
sekali lagi ITU BAIK BAGI KITA!
Tubuh kita perlu dilatih hal yang baik! Berdoa perlu
dilatih, baca firman tiap hari perlu dilatih,
menyembah Tuhan perlu dilatih, bagikan firman perlu
dilatih.

Tapi satu hal yang perlu diingat, latilah diri tubuh
kita dengan yang baik, karena prinsip itu juga terjadi
kalau kita melatih tubuh kita dengan yang jahat.
Kisah di 2 Petrus 2, dirumuskan dengan sangat tepat di
ayat 14, “Hati mereka telah terlatih dalam
keserakahan.” Ups...

Hukum Latihan ternyata berlaku dengan sangat luar
biasa....
Kalau kita mau melatih tubuh kita dengan hal-hal yang
baik, maka yang terjadi adalah hal yang luar biasa.
Kalau kita rajin fitnes, maka tubuh kita akan ideal,
perut gak ndut lagi, badan jadi tegap, pokoknya amboy
deh... hehehehehe...
Kalau kita gak pernah latihan, well jangan berharap
lebih deh... 

Latihanlah yang akan membuat beda...
Orang yang jarang fitnes akan nampak perbedaannya
dengan orang yang hobi fitness. Dan itu kasat mata
banget! Gak perlu pake acara ukur-ukuran lah… trust
me!

So mari belajar melatih diri kita bukan saja melatih
badani, tetapi melatih roh kita supaya semakin seturut
dengan kehendak Allah...
Tul nggak??? Hehehe...

about Penyembahan

Hidup kekristenan kita memang penuh dengan paradoks, dan hidup kekristenan memang unik, hidup beda dengan standar dunia emang susye... namun itulah pentingnya ROH KUDUS di hidup kita. Yang menopang kita, menolong kita berdoa, menuntun kita dalam kehidupan yang seturut dengan kehendakNya dan banyak hal yang telah IA kerjakan di hidup kita.

Ok now back to topic…
Percaya atau tidak Penyembahan adalah kegiatan yang akan kita lakukan di dunia, dan terus akan kita lakukan di Sorga. Gak percaya? Coba cek di kitab Wahyu. Apa yang dilakukan tua-tua dalam kekekalan sana? So kemahiran dan pengertian kita dalam menyembah Tuhan akan sangat diperlukan.... J bahkan setelah kita mati.

Penyembahan secara sederhana didefinisikan sebagai apa yang kita lakukan untuk sesuatu atau seseorang yang kita anggap berharga di hidup seseorang. Pengertian ini dasarkan kepada hakekat dasar manusia, bukan dalam konteks kekristenan. Karena penyembahan sebenarnya adalah kebutuhan dasar manusia, sama seperti kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Keinginan untuk menyembah telah terbentuk sekian lama dalam diri manusia, inilah yang kemudian menjadikan mengapa kemudian orang-orang purba menyembah kepada pohon, angin atau batu. Pada dasarnya mereka haus akan penghormatan kepada sesuatu yang memiliki kuasa lebih hebat dari mereka. Yang lama-lama menjadi sebuah tradisi dan timbullah aliran kepercayaan.

Firman Tuhan menjelaskan keadaan ini dengan satu kalimat:
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)

Segala sesuatu telah diciptakan untuk kembali kepada Tuhan. Keinginan untuk selalu menyembah kepada yang lebih berkuasa telah tertanam di dalam diri setiap manusia, sama seperi kamera digital yang telah ditanam di beberapa jenis handphone (lazim dikenal dengan Built In Camera). That’s why orang-orang selalu menyembah. Cuma sayang tidak banyak yang mengetahui kebenaran ini. Jadi kemudian tiap-tiap orang membuat Tuhan bagi hidup mereka sendiri, dan memberikan penghormatan yang tertinggi padanya.

Bagi orang-orang Rastafarian, Bob Marley-lah tuhannya. Mereka menyembah dia sedemikian rupa dan semua kata-katanya bagaikan sebuah firman. Atau tentang ABG yang begitu menggilai F4, sehingga apa yang mereka lakukan pasti akan diikuti, dan apa yang mereka katakan akan selalu dipatuhi. Ini yang disebut PENYEMBAHAN. Memberikan penghormatan pada yang paling kita hargai di hidup kita (dewasa ini kemudian muncul istilah IDOL, yang berarti layak dipuja!).

....
Sehingga bagi kita penyembahan berarti memberikan penghormatan yang setingi-tingginya kepada Yesus, sang Juru Selamat.
Tapi berbicara mengenai wujud nyata penyembahan kepada Tuhan memang sangat beragam. Mazmur banyak mengajar kita bagaimana menyembah Tuhan (dengan heroik, dalam jemaatNya bahkan dalam keadaan sendu sambil bernangis-nangis ria.. hehehe). Atau juga mengenai posisi fisik saat menyembahNya (berdiri, bersujud, telungkup atau yang lain).

Tepat seperti katamu, bahwa semua respon itu akan sangat bergantung pada kita. Tetapi ingat selalu loo... ingat manusia adalah unik, selalu punya banyak keunikan di saat yang berbeda-beda.
Ingat bahwa anak yang paling pendiam pun tidak selalu pendiam. Ada kalanya dia akan periang. Atau anak yang periang ada kalanya dia menjadi melankolis.
Kebenarannya adalah DIA layak disembah! Itu aja.
Dan jangan lupa ada peran Roh Kudus yang selalu menuntun kita menyembah Tuhan dengan baik.
Kadang Roh Kudus akan ajak kita menyembah dengan lembut, tapi jangan salah… suatu saat DIA akan ajak kita menyembah YESUS dengan lari-larian. Who know? Dan bukankah itu yang membuat hidup kekristenan kita semakin berwarna?

Ada seorang muda di Amerika sana. Suatu saat ketika saat dia sedang menyembah Tuhan, dia merasa ada getaran kuat dari Roh Kudus untuk menyembah Tuhan dengan lebih lagi. Apa yang harus ku lakukan, pikirnya. Angkat tangan gak enak, tepuk tangan pun bukan. Akhirnya karena saking bingungnya, dia keluar dari ruangan dan berlari keliling gedung tersebut (ps: sampe gak sempat pake sepatu...) seketika itu juga ia merasa kebebasan (dan ia terus menyembah Tuhan) gak umum kan?

Bukankah kita tahu bahwa selalu ada respon yang berbeda di tiap situasi. Apakah intonasi kita akan selalu sama di tiap hari? Apakah gerakan tangan kita akan selalu sama di tiap hari?
Aku pikir gak, kita punya banyak variasi gerakan tangan atau bahkan lirikan mata. Bukankah hal ini tidak berbicara mengenai karakter dasar atau sifat dasar kita kan?

Tapi yang jelas jangan mau dikotakkan dengan konsep manusia. Bukankah konsep tentang Sanguins atau Melankolis adalah buatan tangan manusia? Ya walaupun ia memotret dengan cermat setiap kebiasaan-kebiasaan manusia.
Kita terlalu berharga untuk di kotak-kotakkan.
Penyembahan kepada Tuhan terlalu berharga untuk dibatasi dengan konsep kita.

Daud menyembah Tuhan dengan banyak versi.
Waktu lemah dia bernyanyi, ketika di padang ia berdoa dan bernyanyi, ketika dalam masalah ia menangis dan berkata: “Tuhanlah yang menjadi penolongku”.


Menurutku titik pentingnya adalah memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Yesus. Apa yang terbaik? Masing-masing kita akan mengerti apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. Roh Kudus yang akan menuntun kita.
Ada kalanya saat kita gembira, maka respon yang terbaik adalah bersukacita.
Ada kalanya kita sedih dan gundah, maka responnya mungkin akan berbeda, mungkin berbentuk hening dan tetesan air mata.
Tapi apapun bentuknya, bukan masalah...
Bukankah seperti dijelaskan di awal tadi. Penyembahan adalah tentang respon kita kepada Tuhan kita. Apapun bentuknya akan sangat bervariasi.


Ok sekarang tentang WL.
Berbicara tentang Worship Leader (Pemimpin Pujian).
Dia ada supaya jemaat dibantu untuk datang kepada Tuhan. Supaya jemaat dapat menyembah Tuhan secara bersama-sama.
Jadi dia bertugas untuk mengarahkan jemaat berjalan di sisi yang benar dalam penyembahan kepada Tuhan. Supaya tejadi keteraturan dan bukan ada kesimpang siuran.
Dia yang memimpin pujian, penyembahan, doa –sekali lagi untuk membantu jemaat.
Posisinya seperti imam di perjanjian lama. Dia yang menjadi pengantara.
Walau sebenarnya, semua jemaat bisa datang langsung kepada Tuhan, but sometime kita butuh pimpinan. Bukan untuk membatasi kita.
Tapi untuk mengarahkan....


Ok... mungkin tulisan sedikit ini akan sedikit memberi gambaran.
So bagian mana yang masih bingung????

Atau mungkin ada yang ingin memberikan komentarnya???



(dalam rangka menjawab pertanyaan Bli Made tentang penyembahan, belum sempat dipublikasikan, baru sebatas di Milis aja... ekslusif di Blog aj deh, hehehehe..)

watchout for the TROJAN

Di kawasan para pengguna computer dan internet, ada
sebuah fenomena mengagumkan nan menjengkelkan yang
disebut dengan “Trojan”. Diambil dari nama strategi
perang Julius Caesar (belakangan dibuat film layar
lebar yang dibintangi Collin Ferrell). Trojan
sebenarnya bukan termasuk golongan virus, kalo gak
salah ia termasuk ke dalam kategori Spam… (eh bener
ya??? Confirm kalo salah ya, hehehehe…)

Trojan masuk ke sebuah system computer dengan cara
yang halus. Ia masuk dengan lembut, namun mematikan.
Katanya sih ia masuk dengan cara berkamulflase. Persis
seperti kuda trojan ciptaan Julius Caesar dulu. Tapi
bersyukur karena teknologi Anti Virus, maka trojan
bisa diatasi dengan nyaman, persis seperti Pegadaian
”Mengatasi Masalah tanpa Masalah” (hehehehhe....)

Na... kondisi yang sama terjadi di hidup kita
hari-hari ini. Awas trojan kadang juga masuk ke hidup
kita. Persis seperti Trojan di internet, trojan di
kehidupan kita datang dengan cara yang lembut, namun
kemudian akan membuat ’sistem’ kita menjadi error
–merusak iman kita, mencuri pengharapan kita atau
membuat kita jadi tidak percaya kepada ketuhanan
Yesus. Trojan yang ini berasal dari si jahat yang
selalu berusaha menjatuhkan kita. Diperlukan sebuah
kepekaan yang hebat nan kuat di hidup kita. Lantas
jadi keinget sebuah cerita di Lukas 16:23, ketika
Yesus menghardik trojan yang dilontarkan lewat
perkataan Petrus. Dimana sekali lagi perlu kepekaan
untuk melihatnya.

But satu hal, sama seperti Trojan yang selalu
berkembang, iblis juga memakai banyak cara supaya
teknik trojannya di hidup kita, targetnya Cuma satu:
SUPAYA KITA JATUH DALAM DOSA. Tapi tenang firman Tuhan
menunjukkan kepada kita sebuah cara yang jitu,

”Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat
ditelannya.” (1 Pet 5:8)

Yup selalu berjaga-jaga dalam iman dan pengharapan
kepada Tuhan.
Sama seperti Anti Virus yang harus diupdate tiap-tiap
waktu (ps: di update berarti senantiasa terhubung
dengan vendor/ pembuatnya) Misal jika pake Norton ya
harus nyambung ke Norton, jangan ke Warung Haji
Dullah! So kita pun juga harus senantiasa di update ke
pembuat kita, siapa lagi? Ah pake nanya lagi...

Jangan ngerasa PEDE bos, Anti Virus yang paling jago
sekalipun kalo lama gak diupdate pasti bakalan memble
juga karena dihajar Trojan, so keep update ya....

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(Amsal 3:5)